Hari ini tepat hari ke 100 ku di Makassar
Memang tidak begitu banyak perbedaan mendasar dengan Semarang selain harga yang relatif lebih mahal :D Kami pun terbiasa dengan demo atau "aksi" mahasiswa yang boleh dikatakan hampir terjadi setiap hari. Alhamdulillah disini benar-benar belajar bersyukur atas sekecil apapun nikmat yang kami dapatkan. Karena tentu hal yang kecil jika kami syukuri pasti sangat terasa kebermanfaatan dan keberkahannya.
Ada senang ada sedih. Dua hal yang sangat wajar dan pasti selalu ada di setiap hal yang kita jalani. Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya. Aku masih ingat saat aku benar-benar merasa "homesick" untuk alasan yang bisa dikatakan tidak terlalu urgen :D Urusan pribadi tepatnya. Aku tidak tau juga kenapa aku sampai merasa "homesick" bahkan tidak fokus di semua kegiatanku disini. Ya, saat itu aku hanya ingin "id" ku terpenuhi (tanpa mempertimbangkan ego dan superego ku). Padahal masih banyak kegiatan yang harus kami ikuti bahkan hingga setelah UAS.
Aku mencoba melakukan "katarsis"dengan berbagai cara. Dari jalan-jalan ke Mall, ice skating, kuliner, curhat, dll. Tapi ternyata itu tidak berpengaruh :D Keren! Aku baru kali ini benar-benar merasa "homesick". Sedih itu pasti. Aku rasa aku tenang ketika malam hari. Saat aku menceritakan semuanya kepada Dia Yang Maha Tahu Segalanya. Memang, kekuatan doa adalah yang terbaik. Tenang adalah salah satu "bonus" yang kita dapatkan setelah berdoa. Aku yakin kita semua tau itu. Tapi tak jarang dari kita yang enggan untuk melakukannya. Entah untuk alasan apapun itu.
Seorang teman memberiku nasehat "tenanglah, semua sudah diatur oleh-Nya. Kita hanya perlu berjalan dan melakukan yang terbaik. Memang ikhlas bukanlah hal yang mudah. Tapi ketika kamu yakin pada skenario-Nya, InsyaAllah kamu lebih tenang". Ketika mendengarnya, mungkin bisa dikatakan itu nasehat yang umum dan sering kita dapatkan. Namun disadari atau tidak, belum tentu kita semua bisa merealisasikan nasehat yang "umum" itu.
Dan sekarang Alhamdulillah aku merasa lebih tenang dan fokus. Aku juga tidak bisa mengatakan apakah sudah benar-benar ikhlas atau tidak dengan "urusan pribadi"ku itu. Karna hanya Allah yang bisa menilai. Aku takut jika aku mengatakan "aku ikhlas" karena belum tentu besok aku masih "merasa" aku ikhlas. Aku hanya bisa mengatakan bahwa aku lebih tenang setelah meresapi dan menerapkan nasehat temanku. Yaitu yakin pada skenario-Nya dan melakukan yang terbaik yang kita bisa. Dan untuk saat ini, karena statusku masih sebagai "mahasiswa pertukaran", tentu aku harus menyelesaikan apa yang sudah menjadi kewajibanku. Biarlah "urusan pribadi" itu berubah menjadi "doa dan motivasi pribadi". :)
Masih banyak hari yang harus dilalui bukan?
Masih banyak hari yang harus dilalui bukan?
Semangat teman! kita tidak diberikan kesempatan dua kali untuk mengulang hidup yang singkat ini. Berjalanlah dengan tenang dan yakin. Semoga kita diberi keberkahan atas semua yang kita lakukan. Sehingga tidak ada suatu hal yang sia-sia. Yakinlah skenario Allah yang terbaik. Kita mungkin tidak mendapatkan yang kita inginkan. Tapi percayalah, kita mendapatkan yang kita butuhkan di waktu dan untuk alasan yang tepat pula.
Saling mendoakan dan menjaga satu sama lain karna kita saudara. Tentu tidak ada saudara yang akan membiarkan saudaranya tersesat ke jalan yang salah bukan? :)
Untuk teman-temanku, Ni Imas Narendri, Uswatun Khasanah, dan Ummahatul Masruhah, terimakasih untuk kebersamaan 100 hari yang mengesankan.
Yeyeye! Makasih juga mba amel yang udah jadi kakak kami di Makassar... yang senantiasa mengayomi, melindungi dan saling menasehati. Love you!!! cc : Ummahatul Masruhah & Uswatun Khasanah
BalasHapussami-sami imas ({}) :D
HapusSemangat kawan, tinggal sebentar lagi....
BalasHapusTerima kasih untuk semuanya, semoga di tempat ini (makassar) bisa menjadi tempat yang memberi kenangan tersendiri untuk di rindukan kelak.
Learn so much from Makassar, Psychology UNM, and especially Psyquartivo :) thanks for being kind .. gonna miss it all surely
Hapus